Monday, October 25, 2010

Pantas Kalau Saya Takut Pulang!

Oleh : Muhammad Mukhlis Anwarie


"Ooh, kamu di Usuluddin?" Bapak tua yang duduk di samping saya di bis hari itu seakan ragu. "Kamu pernah melihat saya di kuliah?" tanyanya. "Gak tau" sahut saya. "Dosen mata kuliah Tata Negara Islam kamu siapa?" tanyanya lagi. "Gak tau juga".  Sambil tersenyum, "Saya dosen kamu!" tegas bapak itu ke arah saya.

Saya tidak langsung percaya, saya tahu orang Mesir suka becanda, dan untuk memastikan benar tidaknya pengakuan bapak itu, saya sengaja menanyakan kepadanya satu masalah penting tentang mata kuliah tersebut. Dan tidak dapat saya pungkiri lagi, ternyata benar bapak itu adalah dosen yang mengajar Nudzum Islamiyah di tingkat satu, jawaban beliau tidak jauh dari isi buku yang telah saya baca.

Malu! Dan sejak saat itu saya selalu mencatat jadwal kuliah lengkap dengan nama dosennya dan berusaha mengenalinya, takut nanti suatu hari saya akan duduk berdampingan lagi dengan dosen di bis. Tapi itu tidak penting, saya tidak begitu menyesali kejadian tersebut.

Yang sangat saya sesali adalah saat saya menganggap bahwa membaca buku di rumah lebih efisien daripada pulang pergi mengejar pengajian atau muhadharah duktur di kelas. Berapa banyak waktu yang akan terbuang di jalan dan di halte menunggu angkutan? Bukankah jika saya membaca buku di rumah, waktu tersebut tidak akan terbuang sia-sia? Padahal saya salah!

Saya akui atau tidak, ternyata duduk bersama orang-orang jenius satu jam lebih berarti jika dibandingkan dengan duduk membaca buku puluhan jam, serius! Belum lagi berkah yang akan saya dapat karena telah duduk di majelis ilmu dan berinteraksi dengan orang-orang shaleh di majelis itu.

Lebih dari itu, ilmu yang akan saya terima dari seorang guru dapat lebih dipertanggungjawabkan dari sekedar membaca buku sendirian. Serta banyak hal lain yang tidak akan pernah saya temui di buku, namun akan saya dengar dan dapatkan dari penjelasan para guru.

Tapi, itupun rasanya tidak terlalu menyedihkan. Yang tragis adalah saat saya telah lupa bahwa saya adalah seorang pelajar. Saat saya sering melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang tidak ada sangkut-pautnya dengan ilmu. Dan akhirnya, duduk di pengajian pun tidak, membaca buku juga tidak. Parah!

Dan yang lebih memalukan lagi, saat saya adalah pelajar Syari'ah, namun saya tidak bisa membedakan antara istilah qawaid fiqhiyah dengan dhawabit fiqhiyah, atau ketika saya adalah mahasiswa Bahasa Arab, tapi saya masih bingung dengan yang namanya Madlul al-'Urfi dengan Madlul al-Lughawi. Serta tidak sepantasnya saat saya adalah mahasiswa jurusan Tafsir, sedang saya masih saja membuka terjemahan DEPAG ketika ingin tahu terjemahan ayat-ayat al-Qur'an. Payah!

Juga sangat disayangkan, ketika saya adalah mahasiswa jurusan Hadits, tapi saya tidak tahu apa perbedaan Riwayah dengan Dirayah. Atau saat saya adalah mahasiswa Aqidah Filsafat, namun saya tidak dapat membedakan antara istilah ad-Daur dengan at-Tasalsul dalam Ilmu Kalam. 'Eib ya 'am!

Semua istilah-istilah di atas merupakan istilah-istilah yang sangat populer di bidangnya. Sangat pantas kalau saya malu jika saya tidak mengerti dengan istilah-istilah tersebut sedang saya adalah pelajar di bidang itu. Dan mungkin saya perlu bertanya, apa sih yang selama ini saya lakukan di kota ini?

Seharusnya saya telah menguasai (bukan hanya sekedar tahu) disiplin-disiplin ilmu yang diajarkan di jurusan saya, yang walaupun idealnya saya juga wajib tahu (walaupun tidak terlalu mendalam) ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya yang ada di jurusan lain.

Karena saya hampir yakin, ketika saya pulang nanti masyarakat tidak akan menanyakan saya kuliah di jurusan apa? Mereka hanya tahu bahwa saya adalah seorang lulusan Universitas al-Azhar, yang mengerti tentang agama, bas!

Jika dengan pelajaran-pelajaran yang ada di satu jurusan saja saya tidak becus, bagaimana dengan ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya? Terlebih lagi dengan pengetahun-pengetahuan umum seperti sejarah, budaya, pemikiran dan lain-lain, apa yang telah saya ketahui? Sangat pantas kalau saya takut pulang!




Your Ad Here

COMMENTS :

Don't Spam Here

0 Komentar to “Pantas Kalau Saya Takut Pulang!”

Post a Comment

 

Copyright © 2010 Keluarga Mahasiswa Kalimantan Mesir. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Edited Template by Asyd KiNaNa .