Friday, July 7, 2006

MENGENAL KELUARGA MAHASISWA KALIMANTAN DI MESIR (KMKM)

Latar Belakang Mahasiswa Kalimantan di Mesir
Jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tercatat seorang pemuda muslim asal Kalimantan, bernama KH. Abd. Rasyid, telah sampai di negeri Kinana. Pada tahun 1918, setelah beberapa tahun menimba ilmu di bawah naungan al Azhar, beliau pulang ke tanah air guna menyebarkan ilmu yang beliau dapatkan di sana, dengan mendirikan perguruan Islam dengan system Salafi (Klasik) di Amuntai Kalimantan Selatan yang bernama Arabiche School pada tahun 1922, yang kemudian berubah namanya menjadi "Perguruan Normal Islam Rasyidiyah Khalidiyah".
Selain KH. Abd. Rasyid, tercatat pula seorang tokoh yang bernama KH. M. Basyuni Imran, sekembali dari menyelesaikan belajar di Mesir dan Makkah, beliau mendirikan pula Perguruan Islam
"As Sulthaniyah" di Sambas, Kalimantan Barat.
Setelah periode dua ulama di atas, berdatanganlah putra-putra Kalimantan lainnya ke Bumi Anbiya ini, seperti: Bapak H. Abdullah Bukhari, H. Abdurrahman Ismail, H. Mastur Jahri, H. M. As'ad, H. Abdullah Ali, H. Abdul Murad dan lainnya. Mereka semua menjadi ulama dan memegang peranan penting setelah berada di Indonesia.

Sejarah Singkat KMKM
Dalam sejarah KMKM, disebutkan bahwa antara tahun 1955-1958 jumlah putra Kalimantan yang belajar di Kairo hanya 16 orang. Di antaranya, H. Hanafiah Kurdi, Lc, Prof. Drs. Aswadi Syukur, Lc, H. Mukeri Gawith, MA, H. Tabrani Ali, KH. Hamdan Khalid, Lc, H. Taib Seman dan lain-lain.
Melihat berbagai kesulitan yang dihadapi di negeri asing yang jauh dari sanak keluarga, mengilhami putra putri Kalimantan pendahulu kita untuk bergandeng tangan, mengiramakan langkah demi cita-cita bersama. Rasa senasib di negeri orang, ditambah dengan pepatah orang tua dahulu: "Bararakatan, Batutulungan, Bapapadahan, di Banua Urang" artinya "Saling Menjalin kebersamaan, tolong menolong dan nasehat-menasehati "(selanjutnya menjadi motto KMKM), maka pada tanggal 14 Februari 1958 atas anjuran dari H. Abdullah Bukhari (pejabat KBRI saat itu), terbentuklah sebuah perkumpulan yang kemudian mereka berinama "Keluarga Mahasiswa Kalimantan Mesir (KMKM).

Keluarga mahasiswa Kalimantan Mesir (KMKM) merupakan wadah warga seluruh Kalimantan yang menuntut ilmu di negri seribu menara dan merupakan organisasi kekeluargaan pertama dan tertua masyarakat Indonesia di Mesir. Untuk pertama kali setelah berdirinya, diketuai oleh H. Hanafiah Kurdi sampai pada tahun 1961 yang kemudian digantikan oleh bapak H. Abd. Mannan A. Bukhari.Periode demi periode terus berjalan membuntuti perjalanan waktu, bahtera KMKM terus berlayar mengantarkan pelita-pelita dambaan masyarakat ke pulau tujuan. Ia melaju tenang seakan laut nyaris tak ada riak. Tak terasa dalam usianya yang ke 48 ini, sudah 33 orang ketua yang pernah memegang tampuk pimpinan.

Tujuan
Sejak dibentuknya, KMKM menjunjung tinggi dan menerapkan Papadah Urang Tuha Bahari sebagai mottonya, yaitu: "Bararakatan, Batutulungan, Bapapadahan di Banua Urang". Motto ini dijabarkan dalam tujuan KMKM, sebagaimana disebutkan dalam AD KMKM bab II Pasal 6 bahwa dibentuknya KMKM adalah bertujuan:

1.Terjalinnya ukhuwah islamiyah dan rasa kekeluargaan diantara anggota- anggotanya;
2.Terbinanya semangat saling bantu-membantu dalam kebaikan;
3.Terbinanya insan akademis yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara;
4.Terciptanya kesejahteraan bagi setiap anggota.

Anggota KMKM
Jumlah mahasiswa Kalimantan di Mesir, relatif sedikit jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya, dari tahun 1955 sampai 2006, tercatat hanya 443 orang saja yang terdaftar di KMKM. Dan sekarang hanya sekitar 170 orang yang masih bisa mengecap bangku “pesantren Islam tertua” di dunia tersebut. Maka sangat wajar sekali sudah pulang ke tanah air, dituntut menjadi orang serba bisa (dalam masalah keagamaan khususnya).
Tanggung jawab dan beban moral yang relegius ini, tentu tak bisa diantisipasi hanya lewat bangku kuliah saja. Namun, kita dituntut berbuat lebih banyak justru di luar lingkaran kampus, KMKM adalah salah satu alternatif ke arah itu. Di wadah ini kita saling mengisi, berlatih bersama, bertukar pengalaman, dan pengetahuan, dalam spesialisasi masing-masing. Di sini pula kita dilatih bagaimana memimpin masyarakat, menggerakkan sebuah perkumpulan, bagaiman mengondisikan diri dan ide-ide kita dalam bahasa masyarakat. Oleh kareana itu, semua program kerja KMKM, baik itu kegiatan ilmiah, ritual maupun sosial lainnya, pada dasarnya berorientasi ke arah peningkatan prestasi ilmiah dan skill bagi setiap anggota. Sehingga nantinya tercipta manusia yang ber-IMTAK tinggi, sebagai pengamalan ilmu yang telah didapat, untuk selanjutnya disumbangkan kepada agama, masyarakat, bangsa, dan Negara Republik Indonesia.

Motto KMKM : Familiar with each other, advise each other, helping each other in the overseas




Your Ad Here

COMMENTS :

Don't Spam Here

0 Komentar to “MENGENAL KELUARGA MAHASISWA KALIMANTAN DI MESIR (KMKM)”

Post a Comment

 

Copyright © 2010 Keluarga Mahasiswa Kalimantan Mesir. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Edited Template by Asyd KiNaNa .